Blog Archive

Logo UMSU


Logo UMN


Logo Unimed



Logo Ikhlas Beramal


Logo Budisatrya


HAKIKAT JENIS DAN FORMAT SURAT

A. Pengertian Surat 

Surat adalah media komunikasi yang berupa tulisan, yang berisi informasi, pesan, pertanyaan, atau tanggapan sesuai dengan keinginan penulis surat.


B. Fungsi Surat

1. Surat Sebagai Alat Komunikasi

Surat dijadikan sebagai alat penyampai informasi dari penulisnya kepada pembaca/penerimanya. Sebagai alat komunikasi surat tidak hanya bersifat satu arah, melainkan juga dua arah dan segala arah. Artinya surat juga dapat dibalas (surat balasan) sebagai timbal balik dan surat juga dapat dibuat/ditujukan kepada lebih dari satu orang (surat edaran, pengumuman, surat pembaca pada surat kabar dan lain-lain).

2. Surat Sebagai Wakil Penulis 

Dalam hal ini penulis tidak perlu bertatap muka dengan orang yang dituju untuk menyampaikan informasi melainkan diwakili oleh surat.

3. Surat Sebagai Alat Untuk Menghemat Waktu, Tenaga, dan Biaya 

Berkomunikasi dengan surat berarti tidak bertatap muka, jadi berkomunikasi dengan surat dapat dilakukan dari jarak jauh. Oleh sebab itu surat dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya.

4. Surat Sebagai Bukti Tertulis 

Surat dapat dijadikan bukti tertulis untuk berbagai keperluan. sehingga jika terjadi sesuatu (misalnya kekeliruan) kelak kemudian hari, surat dapat dijadikan acuan. Misalnya pada surat-surat perjanjian, surat waris dan sebagainya. Segala jenis surat juga dapat diabadikan/diarsipkan untuk kepentingan-kepentingan lain kelak kemudian hari.

C. Bentuk Surat

1. Bentuk Setengah Lurus 

 Surat yang berbentuk lurus di susun dengan aturan, semua bagian surat di ketik mulai dari margin kiri yang sama, batas-batas bagian surat di ketik dengan menambah jarak 5 (lima) ketukan dan setiap paragraf baru dimulai pada margin yang sama diantara paragraf yang satu dan yang lainnya berjarak satu spasi.
Keterangan : 
  • Kop Surat
  • Perihal dan Nomor Surat
  • Salam Pembuka 
  • Isi Surat 
  • Inti atau Pokok Surat 
  • Salam Penutup 
  • Tandatangan dan nama terang. 

2. Bentuk Lurus 

Bentuk lurus pada dasarnya hampir sama dengan bentuk lurus penuh. Bedanya terletak pada pengetikan tanggal surat, nama jabatan, tanda tangan, nama terang dan NIP, salam penutup, semuanya terletak di margin sebelah kiri.
Keterangan :
  • Kop Surat
  • Perihal dan Nomor Surat
  • Tempat, tanggal dan tahun surat
  • Salam pembuka
  •  Isi Surat 
  • Inti atau Pokok Surat
  • Salam Penutup 
  • Tandatangan dan nama terang. 

 

3. Bentuk Lekuk dan Gerigi 


Bentuk Lekuk dan gerigi (Indented Style) yaitu setiap paragraf diketik agak menjorok ke dalam. Paragraf yang satu dan paragraf yang lainnya tidak perlu berjarak.
Keterangan : 

  • Kop Surat 
  • Perihal dan Nomor Surat
  • Tempat, tanggal dan tahun surat 
  •  Salam pembuka 
  • Isi surat 
  • Inti atau pokok surat 
  • Salam Penutup 
  • Tandatangan dan Nama Terang.

4. Bentuk Resmi Indonesia Lama 


Bentuk resmi Indonesia lama yaitu penulisan alamat surat diketik sebelah kanan di bawah tanggal surat. 
Keterangan :
  •  Kop Surat 
  • Perihal dan Nomor Surat 
  • Tempat, tanggal dan tahun surat 
  • Salampembuka 
  • Isi surat 
  • Inti atau pokok surat 
  • Salam penutup 
  • Tandatangan dan nama terang. 



5. Bentuk Resmi Indonesia Baru 



Bentuk resmi Indonesia baru merupakan variasi bentuk setengah lurus dan bentuk resmi Indonesia, bedanya dengan bentuk setengah lurus terletak pada penulisan salam penutup yang berada pada margin kanan yang setara dengan penulisan tembusan.
 a. Bagian-bagian surat 
  • Kepala surat/kop surat 
  • Nomor surat 
  • Tanggal surat 
  • Lampiran surat 
  • Hal atau perihal
  • Alamat dalam surat (siapa yang dituju)
  • Salam pembuka 
  • Isi surat 
  • Salam 
  • Pengirim 
  • Tembusan

b. Isi surat
  • Alenia pembuka 
  • Alenia isi
  • Alenia penutup 

A. Surat Masuk 

1. Pengertian Surat Masuk 


Surat Masuk adalah surat yang diterima oleh organisasi/instansi yang dibuat oleh oranisasi/ instansi lain yang bersifat kedinasan.

 2. Langkah-langkah Pengelolaan Surat Masuk 

  • Penyortiran Surat 
  • Pembukaan Surat
  • Mengeluarkan Surat dari Amplop 
  • Pembacaan Surat 
  • Pencatatan Surat 
  • Pembagian Surat 



B. Surat Keluar

1. Pengertian Surat Keluar 


Surat keluar adalah surat yang dikirimkan oleh organisasi/instansi yang dibuat oleh oranisasi/ instansi lain yang bersifat kedinasan.

 2. Langkah-Langkah Pengelolahan Surat Keluar

  • Pembuatan konsep 
  • Persetujuan konsep 
  • Pemberian nomor
  • Pengetikan konsep 
  • Penandatanganan surat 
  • Pemberian cap stempel
  • Pencatatan keluar

SEJARAH KESENIAN GAMBANG KROMONG BETAWI TANGGERANG




Gambang Kromong dikenal sebagai musik tradisional Betawi. Wilayah Betawi bukan hanya meliputi wilayah administrative Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, melainkan juga menjangkau sampai ke Tangerang di Barat, Bogor bagian Utara di Selatan dan Bekasi di Timur. Gambang Kromong sering ditanggap dalam suatu pesta perkawinan untuk mengiringi para tamu yang hendak ngibing Cokek. Pertunjukan Lenong pun disebut bukan lenong kalau tidak diiringi gambang kromong. Singkat kata, gambang kromong selalu ditampilkan dalam pelbagai acara budaya Betawi dan sudah jadi trade mark di Jakarta.

Di pihak lain, di beberapa wilayah di Kab. Tangerang – yang secara administrative termasuk ke dalam propinsi Banten – sendiri cukup banyak perkumpulan gambang kromong dan wayang cokek, sehingga dapat dikatakan masyarakat Tangerang, terutama komunitas Tionghoa Peranakannya tak terpisahkan dari gambang kromong dan wayang cokek. Menurut data yang dikutip Ninuk Kleden-Probonegoro (2002), ada empat kecamatan di kab Tangerang yang terbanyak memiliki grup gambang kromong dan wayang cokek, yakni Teluk Naga, Kosambi, Sepatan dan Legok.
Sejak dahulu, memang Kota Batavia telah dihuni dari berbagai belahan dunia. Tak heran bila fakta ini tercermin dalam musiknya yang juga cosmopolitan. Di antara sekian banyak penduduk yang sudah sejak lama bermukim di kota ini, tentu saja, yang juga pantas disebut adalah etnik Tionghoa. 


PERANAKAN 

Orang Tionghoa sudah sejak lama bermukin di kota ini. Waktu orang Belanda untuk pertama kalinya menginjakkan kaki mereka di jayakarta, sudah ada suatu pemukiman Tionghoa di sebelah timur muara Ciliwung. Orang tionghoa di Jakarta khususnya dan di Jawa umumnya berasal dari bagian selatan Propinsi Hokkian (Fujian), yakni wilayah sekitar Ciang-ciu (Zhangzhou), E mui (Xiamen) dan Coan ciu (Quanzhou) di Cina Selatan. Waktu itu, karena yang datang umumnya kaum laki-lakinya dan hamper tidak ada perempuan Cina yang bermigrasi, laki-laki Tionghoa totok (sin-kheh) ini lalu menikahi perempuan setempat (nya) dan membentuk keluarga. Hasil perkawinan campur inilah yang kemudian membentuk komunitas Tionghoa peranakan (baba-nona/nyonya).

Kaum Tionghoa peranakan di Jawa umumnya tidak dapat berbahasa Tionghoa lagi dan berbahasa Melayu dan atau dialek setempat; Sunda atau Jawa. Budaya mereka merupakan akulturasi anatara budaya Tionghoa dari pihak laki-laki dan budaya local dari pihak perempuan. Kaum perempuannya dulu berkebaya nyonya dengan bawahan sarung batik Cirebon, Pekalongan, Lasem dan lain-lain. Pada masa lalu, mereka juga mengunyah sirih, menjalani upacara ‘potong gigi’, jongkok menyembah untuk member hormat dan berbagai kebiasaan perempuan local. Sastra yang mereka lahirkan kemudian disebut sastra Melayu-Tionghoa.


CINA BENTENG 

Di pihak lain, gambang kromong dan wayang cokek tak terpisahkan dari kehidupan kesenian masyarakat Cina Benteng, yakni masyarakat Tionghoa Peranakan yang sejak beberapa generasi bermukim di Kab. Tangerang. Sejak berabad lalu, orang Tionghoa telah bermukim di tempat ini. Mereka datang melalui beberapa entri; Banten di Barat, Mauk dan Teluknaga di Utara, serta Batavia di timur.

Seiring dengan dikembangkannya pertanian oleh Belanda di luar Batavia (Ommelanden), maka banyak orang Tionghoa mengusahakan pertanian, perkebunan tebu dan pembuatan arak di wilayah ini. Sepanjang sejarah Batavia – Tangerang tercatat, para tuan tanah yang tinggal di Batavia juga banyak yang mempunyai tanah di wilayah ini, seperti keluarga Souw dari patekoan, Batavia. Pemukiman Tionghoa berkembang pesat setelah benteng Tangerang – lokasinya di Jalan Benteng Jaya, belakang Plaza Tangerang, sekarang – dibangun sekitar 1730 oleh Belanda sebagai pertahanan terhadap serangan Banten yang ingin merebut kembali Batavia. Dari pertahanan inilah, lahir nama Benteng sebagai nama lain kota Tangerang.
Orang Tionghoa Peranakan yang secara turun temurun bermukim di Tangerang dengan bangga menyebut dirinya Cina Benteng. Pada perkembangan selanjutnya, terutama oleh orang di luar komunitas mereka, Cina Benteng bukan hanya digunakan untuk mengacu pada penduduk Tionghoa di kota Tangerang, melainkan juga penduduk Tionghoa di Kab. Tangerang, termasuk Sewan, Kedawung Wetan, Selapajang, kampong melayu, Tanjung Burung, Tanjung Pasir, Lemo, Curug, Legok, Tigaraksa, Bayur, Sepatan, Kebon Baru, Cengklong, blimbing dan Kosambi. Cina Benteng juga dapat ditemui di beberapa kawasan yang termasuk dilayah DKI Jakarta, seperti jelambar, Kapuk, Kamal, Dadap, tegal Alur, Rawa Lele dan Rawa Bokor. 


ASAL-USUL

Gambang kormong tercipta ketika orang-orang Tionghoa Peranakan sudah semakin banyak di Batavia. Pada waktu senggang, mereka memainkan lagu-lagu Tionghoa dari kampong halaman kakek moyang mereka di Cina dengan instrument gesek Tionghoa su-kong, teh-hian, dan kong-hian, bangsing (suling) dan ningning, dipadukan dengan gambang. Gambang, instrument yang diambil dari khazanah instrument Sunda/Jawa, digunakan sebagai pengganti fungsi iang-khim, yakni semacam kecapi Tionghoa, tetapi dimainkan dengan semacam alat pengetuk yang dibuat dari bamboo pipih.  Pada perkembangan selanjutnya, sekitar 1880-an, diprakarsai Wijkmeester Teng Tjoe dari pasar senen, Batavia, barulah orchestra gambang tersebut ditambah dengan kromong, gendang, kempul dan gong. Dengan demikian, terciptalah gambang kromong. Dari pusat Kota Batavia ketika itu, musik gambang kromong kemudia tersebar ke seluruh penjuru kota. Kini, ia tidak hanya dikenal di Jakarta, tetapi juga di bagian utara Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabotabek), bahkan hingga sebelah barat dan utara Krawang sekarang. Kawasan-kawasan itu memang merupakan area budaya Betawi.

Jika rekan-rekan ingin mendownload Silakann aja. Tapi beri komentar ea....!! Biar kedapannya bisa lebih bagus lagi.... Thanks

Silakan Download